makalah tanam paksa
KATA PENGANTAR
Puja
dan puji syukur senantiasa kami haturkan selalu kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan Maha Kuasa yang telah memberikan kami kesempatan dalam
menyusun dan menulis presentasi tentang “TANAM PAKSA PADA ZAMAN
PENJAJAHAN BELANDA.
Presentasi
ini sengaja kami susun secara terperinci dan kami jelaskan secara
terurai dan mengarah dan sesuai dengan kenyataannya serta mendalam dan
mengacu dan mengaitkan pada sumber-sumber pada tanam paksa di Indonesia khususnya yang terdapat pada Pulau Sumatera.
Pada
setiap materi yang kami susun dan yang kami bentuk dengan dilengkapi
penjelasan-penjelasan secara terperinci dan mendetail serta pemberian
info kita bersama agar dapat lebih dimengerti dan dipahami oleh seluruh
pendengar dan pembaca presentasi ini.
Kami
sebagai penyusun dan penulis presentasi ini sangat mengharapkan agar
kiranya presentasi ini dapat membantu para pendengar dan pembaca untuk
lebih mengerti tentang masalah tanam paksa pada zaman penjajahan
Belanda khusunya yang terdapat pada Pulau Sumatera.
Kami
sebagai penulis dan penyusun presentasi ini tidak membutuhakn
pujian,hinaan ataupun sanjungan dari para pembaca ataupun pendengar
tetapi kami sangat mengharapkan kritik,saran,serta opini Anda sekalian
yang bersifat membangun yang pastinya dapat Anda salurkan kepda kami
baik melalui komunikasi ataupun tatap muka langsung , agar kiranya
lain kali apabila kami berkesempatan pada edisi penyusunan berikutnya
dapat mencapai sesuai yang Anda maksudkan dan mencapai hasil yang
maksimal dan memuaskan.Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Rantau Kasai,9 Desember 2009
TANAM PAKSA PADA ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA
1.Penjelasan Tentang Sistem Tanam Paksa
Berdasarkan konvensi London pada tahun 1814 yang
isinya bahwasanya wilayah Belnda dulunya harus dikembalikan kembali
kepada Belanda termasuk Indonesia harus kembali berada pada dibawah
kekuasaan Belanda.Pemerintah Belanda berkuasa berkuasa kembali atas
Indonesia dan meebutnya kembali kekuasaan yang ada di Indonesia
meskipun kondisi ekonomi Negara Belanda masih sangat lemah karena kas
keuangannya dalam keadaan kosong.Lemahnya perekonomian Belanda pada
saat itu diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.Adanya pengeluaran biaya perang dalam menghadapi perlawanan rakyat
daerah di Indonesia seperti Perang Diponegoro (1825-1830) dan perang
Paderi (1821-1837).
2.Pemerintah Belanda banyak mengeluarkan biaya perang untuk menghadapi
pemberontakan Belgia yang ingin melepaskan diri untuk merdeka.
3.Badan Usaha Dagang Belanda (Nederlandsche Handels Maatschapipij)
yang didirikan pada tahun 1824 gagal menghasilkan keuntungan bagi
negara Belanda.
4.Belanda terlilit hutang luar negeri sehingga banyak biaya yang harus
di keluarkan untuk membayar hutang.
Pada tahun 1830,Pemerintah Belanda mengangkat Johannes Van Den Bosch sebagai
Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang baru.Ia diserahi tugas
meyelamatkan keuangan Belanda dengan cara menarik masukan sebanyak
mungkin dari rakyat Indonesia.Van Den Bosch kemudian mengeluarkan
gagasan yang terkenal dengan nama Cultuurstelsel atau sistem
tanam paksa.Pemberlakuan sistem tanam paksa tersebut bertujuan untuk
memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat.Oleh
karena itu, Pemerintah Kolonial mengerahkan tenaga rakyat untuk menanam
berbagai jenis jenis tanaman.Sistem tanam paksa ini,diharapkan dapat
mengumpulkan sejumlah tanamn yang akan didistribusikan kepasaran Eropa
atau Amerika.Dalam kegiatan ini,pihak swasta juga diperlibatkan dalam
kegiatan perlayaran dan perdagangan.
Dalam
menjalankan sistem tanam paksa,Pemerintah Belanda mengeluarkan
aturan-aturan yang dimuat dalam lembaran-lembaran Negara atau Staatblad atau semacam Undang-Undang yaitu NO.22 tahun 1834.Aturan –aturan ini berbunyi sebagai berikut:
1.Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka
menyediakan sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman-tanaman yang
laku dijual pasaran Eropa.
2.Tanah yang ditanami tidak melebihi tidak melebihi seperlima dari tanah
pertanian milik penduduk.
3.Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tidak boleh melebihi pekerjaan
yang dibutuhkan dalam menanam padi.
4.Tanah yang disediakan untuik menanam tanaman dibebaskan dari
pembayaran pajak.
5.Hasil tanaman harus diserahkan kepada Pemerintah Belanda sedangakan
kelebihan hasil tanaman dari jumlah pajak yang terbayar,akan dibayarkan
kembali kepada rakyat.
6.Kegagalan panen menjadi tanggungan dari Pemerintah Belanda.
7.Mereka yang tidak memiliki tanah harus menjadi pekerja diperkebunan
Pemerintah lebih dari 66 hari.
8.Penggarapan penanaman dibawah pengawasan langsung kepala kepala
pribumi.Pegawai-pegawai Eropa mengawasi secara umum jalannya
penggarapan sampai pengangkutannya.
Selain itu,Van Den Bosch juga menyusun program-program sebagai
berikut:
1.Menghapus sistem sewa tanah karena dianggap sulit dan tidak efisien.
2.Mengganti sistem tanam bebas menjadi tanam wajib dengan jenis-jenis
tanaman yang telah ditentukan oleh Pemerintah.
3.Menghidupkan kembali program kerja wajib untuk menunjang program
tanam wajib.
Berdasarkan
peraturan-peraturan diatas,maka tanam paksa sebenarnya tidak
memberatkan bagi rakyat,bahkan sebagian rakyat mendukung sistem tanam
paksa ini terutama mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan sawah
ataupun perkebunan karena mereka mendapatkan pekerjaan dan sekaligus
dapat bekerja.Akan tetapi,tanam paksa ternyata penderitaan yang sangat
luar biasa terhadap rakyat karena penyimpangan-penyimpangan tanam paksa
yang dilakukan oleh Pemerintah Belanda,yaitu sebagai berikut:
1.Tanah yang diserahkan petani lebih dari seperlima
2.Tanah petani yang diserahkan untuk tanam paksa ternyata tidak bebas
pajak bahkan diberbagai daerah pajak lebih tinggi dari sebelumnya seperti
di Priangan atau Jawa Barat.
3.Mereka yang tidak memiliki tanah ternyata bekerja diperkebunan
Pemerintah lebih dari seperlima tahun lamanya.
4.Kegagalan panen apapun penyebabnya ternyata menjadi tanggung jawab
petani.
5.Waktu pekerjaan tanam paksa melebihi waktu tanam padi.
6.Kelebihan hasil panen tidak dikembalikan kepada rakyat.
Penyimpangan-penyimpangan aturan tanam paksa diatas,terjadi karena adanya cultuur procenten yaitu
hadiah atau bonus bagi pelaksana sistem tanam paksa yang dapat
menyerahkan hasil tanaman melebihi ketentuan yang telah ditetapkan.Oleh
karena itu,para Bupati dan kepala desa menyerahkan hasil tanaman yang
sebanyak-banyaknya.Mereka memaksa penduduk desa untuk menanam melebihi
ketentuan yang berlaku.Selain itu,rakyat juga dibebani pekerjaan yang
lebih lama dari pada waktu yang telah ditentukan.Bagi rakyat yang
dianggap tidak mematuhi kehendak para petugas akan dijatuhi
hukuman.Kalaupun tidak dihukum mereka diancam akan dilaporkan kepada
Pemerintah Belanda sebagai pembangkang dan pemberontak.
Dengan
kebijakan tanam paksa,Pemerintah Kolonial Belanda ingin melatih rakyat
untuk mengenal jenis-jenis tanaman tropis yang laku dipasaran
dunia,terutama kopi,gula,dan nila(indigo).Dupuhal lain,untuk menjamin
bahwa para pegawai Belanda maupun Bupati dan kepala desa setempat
menunaikan tugasnya dengan baik,selain mendapatkan gaji,Pemerintah
Belanda juga memberikan perangsang,yaitu cultuur procenten(hadiah).
Cultuur procenten merupakan suatu program yang sengaja diberikan
dengan dibentuk untuk memberikan hadiah kepada para Bupati ataupun
kepala desa dalam menjalankan tugasnya.Tercetusnya cultuur procenten
adalah Belanda menginginkan lebih maksimal hasil dari tanam paksa
sehingga diberikan perangsang(cultuur procenten) untuk memikat hati
para pengawas didaerah-daerah agar dapat membuat hasil lebih dari hasil
yang sudah ditetapkan.Hadiah atau cultuur procenten yang biasa
diberikan adalah harta kekayaan dan jabatan.
Sistem
tanam paksa berlaku selama tahun 1830-1840 telah membuat volume ekspor
gula,kopi,dan nila meningkat pesat rata-rata lebih dari sepuluh kali
lipat.Sebagai contoh,ekspor gula tahun 1830 berjumlah 1.558.000 golden
lalu pada tahun 1840 menjadi 13.782.000 golden.Antara tahun 1832 hingga
1867 saldo untung Belanda mencapai 967.000.000 golden.
2.Wilayah-Wilayah Indonesia yang Dipengaruhi Sistem Tanam Paksa
1.Pulau Jawa
Pulau
Jawa merupakan salah satu target utama sistem tanam paksa karena
dipulau Jawa lah terdapat sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
sangat besar yang pastinya dapat menunjang potensi untuk mengisi
kekosongan kas Negara Belanda yang sedang kososng melompong. Berikut
ini beberapa daerah di Pulau Jawa yang menjadi tempat eksekusi sistem
tanam paksa.
A.Jawa Tengah dan Jawa Timur
Salah
satu potensi yang sangat besar untuk daerah ini yaitu pemanfaatan lahan
untuk ditanami oleh tanaman gula,dan merupakan daerah pengekspor gula
pada waktu itu.Selain itu,tanaman yang menjanjikan adalah teh dan
tembakau untuk dijual dipasaran Eropa dan Belanda berhasil mengeruk dan
menarik keuntungan yang sebanyak-banyaknya sehingga kas Belanda terisi
bahkan berlebih sehingga dimanfaatkan untuk memperkaya diri tanpa harus
memperhatikan nasib bangsa Indonesia yang semakin lama semakin terpuruk
serta terlindas oleh roda tanam paksa yang ditetapkan oleh Belanda.
B.Jawa Barat dan Banten
Penghasilan
terbesar dari daerah ini adalah kopinya yang sangat terkenal dan salah
satu tambang emas bagi Belanda yang bertujuan menarik keuntungan
sebesar-besarnya dari bangsa Indonesia.Selain itu,tanaman lain yang
dapat menunjang kualitas dari daerah ini adalah teh dan tembakau.
INFO KITA BERSAMA
Kopi
diperkenalkan keJawa oleh VOC pada awal abad ke-18 ,tidak diperlukan
waktu lama bagi para pemimpin dan rakyat Priangan (Jawa
Barat),menyadari bahwa kopi mempunyai kemungkinan baik.Dalam 20
tahun,Priangan menghasilkan kopi sebanyak Yemen,tempat asal tanaman
ini.VOC tidak mengijinkan penduduk menjual kopin ini kesiapun
juga,kecuali kepada VOC untuk alasan komersial VOC merusak semua
tanaman kopi dibagian Jawa Tengah.Meski demikian,pada akhir abad
ke-18,Jawa merupakan penghasil kopi terbesar didunia.
2.Pulau Sumatera
Pulau
Sumatera merupakan salah satu Pulau kdua yang sangat menjadi target
utama Belanda dalam menjalankan praktek system tanam paksa.Berikut
ini,merupakan daerah-daerah yang terkena dampak sistem tanam paksa:
1.Sumatera Utara
Keterlibatan Belanda dalam kegiatan ekonomi di Sumatera Utara diawali oleh Jacobus Nienhuys.Daerah
perkebunan yaitu seperti Deli Serdang yang pada tahun 1865 merupakan
daerah penghasil tembakau sebesar 189 bal.Belanda pun memperoleh
keuntungan besar.Selain itu,daerah lainnya yaitu seperti Asahan atau
Kisaran yang merupakan penghasil karet,sehingga merupakan pengantar
ekspor Indonesia dalam hal karet yang merupakan penghasil karet yang
mumpuni atau bagus pada saat itu.
2.Riau
Walaupun
tidak terlalu terkenal namun ada daerah penghasil yang juga terlibat
sistem tanam paksa yaitu seperti di Siak Sri Indrapura yang merupakan
penghasil sawit dan karet walaupun tidak terlalu besar jumlahnya karena
pada saat itu,Sultan Siak yaitu Sultan Syarif Khosim 1 dan Sultan
Syarif Khosim 11 menolak sistem tanam paksa pada rakyatnya.
3.Reaksi Terhadap Tanam Paksa
Tanam
paksa mendapat reaksi yang cukup keras dari masyarakat.Reaksi ini
datang dari Douwes Dekker dan Baron Van Howvel serta Frans Van De Putte
.
1.Erdward Douwes Dekker (1820-1887)
Erward Douwes Dekker adalah residen diLebak,Serang,Banten. Pada tahun 1860 beliau menulis buku Max Havelaar yang berisi tentang penderitaan bangsa Indonesia akibat pelaksanaan tanam paksa.Dalam menulis buku tersebut ia menggunakan nama samaran yaitu Multattuli.
2.Baron Van Howvel(1812-1879) dan Frans Van De Putte
Baron Van Howvel merupakan salah satu seseorang anggota parlemen negeri Belanda.Ia sempat beberapa tahun menetap di Indonesia yaitu di Batavia .
Bersama dengan Frans Van De Putte ia menentang sistem tanam paksa lewat
parlemen Belanda.Van De Putte menulis buku Suiker Contracten(Kontrak
Gula).
4.Dampak Positif dan Negatif Tanam Paksa
1.Dampak Positif
a.Pemerintah Belanda
1.Pemerintah Belanda memperoleh surplus keuangan yang dapat
digunakan untuk menjalankan Pemerintahan Hindia Belanda dan
memperkaya Belanda.
2.Uang kas Negara Belanda selalu penuh dan tidak pernah kosong.
3.Badab Usaha Dagang Belanda (Nederlandsche Handles
Maatschapipij) memperoleh keuntungan yang sangat besar setelah
mendapat hak monopoli pengangkutan hasil tanam paksa.
b.Bagi rakyat Indonesia
1.Banyak rakyat Indonesia yang memperoleh pengetahuan soal
tanam-menanam dan kualitas suatu tanaman.
2.Rakyat mengetahui bahan yang bisa dijual dipasaran dunia
2.Dampak negatif dari sistem tanam paksa bagi bangsa Indonesia
1.Banyak rakyat Indonesia yang meninggal karena kelaparan,dan sakit
hingga banyak menimbulkan korban jiwa yang sangat besar
terutama diPriangan.
2.Bangsa Indonesia mengalami penderitaan lahir dan batin.
3.Munculnya demam berdarah akibat pembawaan bibit penyakit oleh
Belanda untuk melenyapkan bangsa Indonesia yang menentang.
5.Penghapusan Sistem Tanam Paksa
Sebagai
akibat banyaknya reaksi yang muncul terhadap tanam paksa, Pemerintah
Belanda mulai menghapusnya secara bertahap.Tekanan-tekanan yang
dilontarkan bangsa Belanda untuk menghapus sistem tanam paksa terutama
muncul dari kalangan liberal yang menganggap bahwa Belanda keterlaluan
terhadap bangsa Indonesia dan dari pihak kerohanian yang menganggap
Belanda tidak berperikemanusiaan. Selanjunya tanam paksa Lada dihapus
pada tahun 1860,tanaman nila dan the diahpus pada tahun 1865.Secara
keseluruhan tanam paksa dihapus pada tahun 1870.
6.Kesimpulan dari Tanam Paksa
Tanam
paksa adalah suatu aturan yang sengaja ditetapkan oleh Belanda untuk
mengisi kekosongan kas Negara Belanda dari pembiayaan biaya perang
melawan Belgia maupun di Indonesia,serta Karena hutang luar negeri
Belanda.Namun,secara tidak langsung setelah diutusnya Van Den
Bosch,maka ia menetapkan aturan-aturan tanam paksa yang ternyata adalah
kebalikan dari aturan-aturan tanam paksa yang telah dibentuk sebelumnya
diBelanda.Dengan dilakukannya penyimpangan-penyimpangan pada
aturan-aturan tanam paksa mengakibatkan penderitaan lahir dan batin
bagi rakyat Indonesia karena banyak rakyat Indonesia yang meninggal
dunia dan terserang penyakit pada saat tanam paksa dan membuat
keuntungan yang sangat besar kepada Belanda karena dapat mengeruk
kekayaan Indonesia untuk mengisi kekosongan kas Belanda bahkan Belanda
mampu memperkaya dan memperindah diri.
Jadi,intinya apabila bangsa Indonesia tidak melakukan perubahan pada aspek iptek , bangsa Indonesia akan tergilas bangsa lain dan dapat dibodoh-bodohi dan dimanfaatkan kelemahan Indonesia untuk keuntungan bangsa lain.Oleh karena itu,marilah kita sebagai Bangsa Indonesia bersama-sama mewujudkan Indonesia untuk tidak dapat lagi dibodoh-bodohi.
SUMBER PUSTAKA
1.Undang-Undang No.22 tahun 1834(hal.1) = Buku Sejarah, kelas 2 SMP,
Yudistira.
2.Gambar Van Den Bosch (hal.3) = Buku IPS terpadu, kelas 2A,Erlangga
3.Volume ekspor gula,nila,dan kopi (hal.4) = Buku Sejarah, kelas 2 SMP,
Yudistira.
4.Info Kita Bersama ,Yemen (hal.5) = Buku Sejarah, kelas 2 SMP,
Yudistira.
5.Reaksi terhadap tanam paksa (hal.6) = Buku IPS Modul 1,kelas 1,
SMK,Yudistira.
DAFTAR PUSTAKA
1.Museum Kebangkitan Nasional.2007.Koleksi Museum Kebangkitan
Nasional.Jakarta.
2.Poesponegoro,Marati,dan Nugroho.n.1993.Sejarah Nasional Indonesia 111
dan IV.Jakarta :Balai Pustaka Depdikbud.
3.Siboro,J.1998.Dinamika Perjuangan Kemerdekaan Indonesia.Bandung :
Tarsito
4.Terry L.Smart.1987.World History,A Story of Progress.New York: Holt ,
Rinehart and Winston Publishers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar